RINDU
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
Malam yang larut...
Cahaya rembulan tak dapat meredam kerinduanku
Dua musim, bayangmu tak pernah ku temui..
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening
Suara ditengarai ringkuk perih..
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
Malam yang larut...
Cahaya rembulan tak dapat meredam kerinduanku
Dua musim, bayangmu tak pernah ku temui..
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening
Suara ditengarai ringkuk perih..
Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan
senantiasa menjagamu...
Mataku kini terpejam dalam tidur malam..
Sedikit demi sedikit asaku mulai memudar..
Berharap dalam mimpi aku bertemu denganmu...
Di peraduan bayang maya,
yang tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena kau adalah harapanku...
Struktur
Fisik
·
Diksi:
Pilihan Kata
Benakku
tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak
gersang air mataku menangisimu..
Rindu
dalam segenap kelaraan
Senja
yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh
mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
·
Pengimajian:
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh
mata memandang, namun tak ku temukan bayang
dirimu
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening.(Air Mata)
Suara ditengarai ringkuk perih.. (Tangisan)
Mencuak, menghadirkan kristal bening.(Air Mata)
Suara ditengarai ringkuk perih.. (Tangisan)
·
Kata
konkret:
Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan
senantiasa menjagamu...
**Kutipan puisi diatas, sangat jelas
menggambarkan keadaan atau suasana batin.
·
Bahasa
Figuratif:
Di
peraduan bayang maya,
yang
tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena
kau adalah harapanku...
**Kutipan puisi diatas secara tidak
langsung mengungkapkan makna, bahwa “peraduan
bayang maya” artinya “mimpi” mimpi pada saat tidur itu terkadang tidak dianggap
nyata oleh sebagian orang. Sedangkan “harapan”
itu sendiri bermakna sesuatu yang penyair inginkan, atau bias disebut
tujuan yang hendak dicapai.
·
Tipografi:
Biasa (dalam bait-bait)
Struktur
Batin
·
Tema:
“Percintaan” (Seseorang yang sedang
dilanda kerinduan pada kekasihnya)
·
Perasaan
penyair :
Benakku
tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak
gersang air mataku menangisimu..
Rindu
dalam segenap kelaraan
Senja
yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh
mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
**Kutipan puisi diatas menggambarkan
perasaan penyair yang sedang sedih, beserta tangisan yang diungkapkan melalui
bait puisi pertama.
·
Nada
dan suasana :
**Unsur ini tidak dapat ditentukan oleh
penyair jika tidak dibacakan, melainkan dapat ditentukan oleh pembaca.
·
Amanat
:
Ketika seseorang mengalami kesedihan
diakibatkan karena kerinduan yang sangat mendalam, kita tidak boleh
terus-terusan dalam kesedihan dan air mata, sebaiknya kita Sholat, dan meminta
kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar ia selalu dalam perlindungan-Nya, betapa
tidak? Sholat bisa membuat hati kita tenang, dan kepada-Nya lah kita senantiasa
berharap.