Rabu, 10 Oktober 2012

PUISI ALIRAN ROMANTISME

RINDU

Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu

Malam yang larut...
Cahaya rembulan tak dapat meredam kerinduanku
Dua musim, bayangmu tak pernah ku temui..
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening
Suara ditengarai ringkuk perih..

Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan senantiasa menjagamu...


Mataku kini terpejam dalam tidur malam..
Sedikit demi sedikit asaku mulai memudar..
Berharap dalam mimpi aku bertemu denganmu...
Di peraduan bayang maya,
yang tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena kau adalah harapanku...

PUISI ALIRAN REALISME


SATYA PANDI PRASITHA

Pagi yang kelabu....
Air mata terperah...
Kau pergi atas tuntutan pekerjaanmu...
Meninggalkan tanah kelahiranmu...
Seuntai peluru nan khas berbaris di bahumu
Menenteng senjata ke medan perang
Kau tak tau jika sewaktu-waktu kau akan ditembusi oleh peluru mu sendiri
Kau tak tau sedetik, atau semenit kemudian maut akan menjemputmu..
Dahulu,, kau seorang bocah laki-laki, kini...
Kau menjadi prajurit, senantiasa setia terhadap pimpinan...
Sebagai pengawal bangsa dan Negara...
Kau tak akan pernah tergoyahkan...
Namamu kan selalu ku kenang....

NYANYIAN KESUNYIAN

Dari cerah langit
Air mataku jatuh terperas,
Dari halilintar yang menggemuruhkan rindu...
Dari halilintar yang menyematkan badai..
Membuatku biru..
Lalu...
Hujan membasahi catatan penantianku di lembaran sore
Selembar daun dipetik angin,
Melayang berhembus bergantian..
Tak berhenti mendendangkan ritme kesunyian..

......Teruntuk dirimu...... seseorang......
Kasih sayang ku legendakan.....
SEJENGKAL ISYARAT

Engkau boleh tertawa......
Tertawakanlah aku!
Engkau boleh menghina.....
Hinalah aku!

Ya.. Memang itulah kamu!!
Aku tau kamu mendengar
Aku tau kamju melihat
Aku pun tau kamu.... sangat tau

Tapi... sayang sekali kamu tak mengerti!
Tuhan memberiku kelegaan..
Aku sangat puas!!
Terima kasih... Terima kasih...
Aku lebih bisa menertawakan kamu lebih keras lagi...!

ha ha ha ha ha....