Kamis, 20 Desember 2012

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN DALAM PUISI "RINDU"


RINDU

Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu

Malam yang larut...
Cahaya rembulan tak dapat meredam kerinduanku
Dua musim, bayangmu tak pernah ku temui..
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening
Suara ditengarai ringkuk perih..
Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan senantiasa menjagamu...


Mataku kini terpejam dalam tidur malam..
Sedikit demi sedikit asaku mulai memudar..
Berharap dalam mimpi aku bertemu denganmu...
Di peraduan bayang maya,
yang tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena kau adalah harapanku...


Struktur Fisik
·         Diksi: Pilihan Kata
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu

·         Pengimajian:
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening.(Air Mata)
Suara ditengarai ringkuk perih..             
(Tangisan)


·         Kata konkret:
Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan senantiasa menjagamu...
**Kutipan puisi diatas, sangat jelas menggambarkan keadaan atau suasana batin.

·         Bahasa Figuratif:
Di peraduan bayang maya,
yang tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena kau adalah harapanku...
**Kutipan puisi diatas secara tidak langsung mengungkapkan makna, bahwa “peraduan bayang maya” artinya “mimpi” mimpi pada saat tidur itu terkadang tidak dianggap nyata oleh sebagian orang. Sedangkan “harapan” itu sendiri bermakna sesuatu yang penyair inginkan, atau bias disebut tujuan yang hendak dicapai.

·         Tipografi:
Biasa (dalam bait-bait)
Struktur Batin
·         Tema:
“Percintaan” (Seseorang yang sedang dilanda kerinduan pada kekasihnya)

·         Perasaan penyair :
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
**Kutipan puisi diatas menggambarkan perasaan penyair yang sedang sedih, beserta tangisan yang diungkapkan melalui bait puisi pertama.

·         Nada dan suasana :
**Unsur ini tidak dapat ditentukan oleh penyair jika tidak dibacakan, melainkan dapat ditentukan oleh pembaca.

·         Amanat :
Ketika seseorang mengalami kesedihan diakibatkan karena kerinduan yang sangat mendalam, kita tidak boleh terus-terusan dalam kesedihan dan air mata, sebaiknya kita Sholat, dan meminta kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar ia selalu dalam perlindungan-Nya, betapa tidak? Sholat bisa membuat hati kita tenang, dan kepada-Nya lah kita senantiasa berharap.

ANGAN-ANGAN


Sutera putih dilembayung senja..
Bersama dengan penantiannya..
Mengadirkan semerbak aroma dari kembang tak bernama..
Dari bayang-bayang hitam yang tak berwujud..
Hanya sebuah catatan panjang..
Dari kesedihan dan kesenangan yang membekas…
Menggoreskan gambar yang tak bermakna di pasir putih…
Memoar indah yang tersapu ombak..
Tinggallah jadi cerita dimalam pengantar tidur sang putri…

Rabu, 19 Desember 2012

DOSA


Aku seperti kehilangan arah..
Dari utara yang tak berujung, aku datang dari barat..
Seperti jangkar yang enggan meninggalkan pelabuhan..
Aku tenggelam dalam dosa..
aku tak tahu bahwa jalanku serong..
seperti bayi yang tak mengenali ibunya..
aku tak mengerti…
perlahan-lahan ku tertawakan langkahku yang gontai..
sadar… dalam kegelisahan..
aku telah menjauhi Tuhanku…

Rabu, 28 November 2012

Tugas Apresiasi Puisi Indonesia




1.      Penyair yang lebih sering menggunakan kata-kata warna dalam puisinya!
a.      Chairil Anwar
SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
b.      Teunku Amir Hamzah Pangeran Indra Putra
Panji di Hadapanku
Kau kibarkan panji dihadapanku
Hijau jernih diampu tongkat mutu-mutiara
Di kananku berjalan, mengiring perlahan, ridlamu, dua sebaya, putih-putih, penuh melimpah, kasih persih

2.      Ciri-ciri khusus dalam pemilihan kata yang digunakan oleh :

a.      Taufik Ismail
Menurut Pradopo (1993:54) diksi adalah pemilihan kata dalam sajak. Dalam Angkatan 66 tampak suatu gejala umum yakni lebih cenderung kepada kalimat panjang, sederhana dan jelas. Pada puisi Angkatan 66 banyak mengungkapkan kata-kata yang berisi pembelaan secara keras terhadap kelompoknya dan kecaman keras pada pihak yang dikritik, karena puisi Angkatan 66 yang yang bertemakan protes sosial. Untuk pihak yang dikritik, para penyair menggunakan kata-kata yang kasar atau umpatan.
...
Hari ini kita serahkan mereka
Untuk digantung di tiang keadilan
Penyebar bisa fitnah dan dusta durjana
Bertahun-tahun lamanya
...
(Taufiq Ismail, Kemis Pagi)
Sebaliknya untuk pihak yang dibela penyair menggunakan kata-kata yang manis dan penuh pujian. Salah satu contohnya dalam puisi Hartoyo Andangjaya yang berjudul ”Rakyat”. Dalam puisi ini penyair menyebut bahwa rakyat adalah darah di tubuh bangsa dan debar sepanjang masa. Rakyat mempunyai peranan penting bagi negara.
...
Hari ini kita tangkap tangan-tangan Kebatilan
Yang selama ini mengenakan seragam kebesaran
Dan menaiki kereta-kereta kencana
Dengan suara lantang mempertasanamakan
Kawula Dukana yang berpuluh juta
...
            (Taufiq Ismail, Kemis Pagi)
Denotasi
            Menurut Altenbernd dalam Pradopo (1987: 58), denotasi adalah artinya yang menunjuk. Yaitu pengertian yang menunjuk benda atau hal yang diberi nama dengan kata itu, disebutkan, atau diceritakan. Taufiq Ismail menggunakan denotasi pada puisinya yang berjudul ”Kembalikan Indonesia Padaku”.
            ...
Kembalikan
            Indonesia
            padaku
            ...
            (Taufiq Ismail, Kembalikan Indonesia Padaku)
Konotasi
            Menurut Pradopo (1987: 58), konotasi yaitu arti tambahannya. Yaitu kumpulan asosiasi-asosiasi perasaan yang terkumpul dalam sebuah kata diperoleh dari seting yang dilukiskan itu. Misalnya dalam puisi ”Kemis Pagi” karya Taufiq Ismail.
Hari ini kita tangkap tangan-tangan kebatilan
            Yang selama ini mengenakan seragam kebesaran
            Dan menaiki kereta-kereta kencana
            Dan menggunakan materei kerajaan
            Dengan suara lantang memperatasnamakan
            Kawula dukana yang berpuluh juta
            ...
            (Taufiq Ismail, Kemis Pagi)
            Pada puisi ini, penyair mengajak pembaca untuk memberantas pemimpin yang semena-mena. Yang menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat.

b.      W. S Rendra
SAJAK MATAHARI
Oleh: WS Rendra

Matahari bangkit dari sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.

Wajahmu keluar dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !
Kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !

Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.

Matahari adalah cakra jingga
yang dilepas tangan Sang Krishna.
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
ya, umat manusia !

Yogya, 5 Maret 1976
Potret Pembangunan dalam Puisi

ΓΌ  Citraan dalam Puisi “Sajak Matahari”
Citraan yang telah dianalisis pemakalah dalam puisi Sajak Matahari yaitu citraan penglihatan, citra perabaan, citra gerak, dan citra perasaan.

1.      Citraan Penglihatan (visual imagery)
Citraan ini dapat dilihat pada bait pertama dan baris ketiga dan keempat puisi tersebut.

…Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala

    Kemudian pada bait ketiga puisi tersebut.

Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia

Dari beberapa penggalan bait puisi tersebut diatas, dimana seorang penyair menginginkan bahwa apa yang ia rasakan, juga dirasakan oleh pembaca mengenai semangatnya yang membara, bersahaja, yang tak kenal lelah hingga dunia tergentar dan terbakar karena semangat itu.

2.      Citra Perabaan (tactile imagery)
Citraan pendengaran yang terdapat pada puisi ini yaitu dapat dilihat pada bait pertama baris kedua.
Menyentuh permukaan samodra raya…

Kemudian pada bait ketiga baris ketujuh yaitu.
tubuh mereka menjadi bara
   dan mereka membakar dunia…

            Pada bait-bait ini dimana penyair memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa seseorang harus memiliki keinginan dan kemauan yang besar untuk menggapai sesuatu, hingga menjadi bara yaitu mengindikasikan semangat yang membara tidak kenal putus asa.

3.      Citra Gerak
Citraan gerak dalam puisi karya WS Rendra ini yaitu terdapat pada penggalan bait pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut:

…Matahari bangkit dari sanubariku…
…Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara…
·     
4.      Citra Perasaan
Citraan ini pada puisi Sajak Matahari dapat dilihat pada bait pertama yaitu.
Matahari bangkit dari sanubariku

Disini penyair menggunakan perasaannya sebagai penyampaian imajinya terhadap gambaran-gambaran masa pembangunan, yang membuat ia mencoba bangkit dari keterpurukan.

c.       Chairil Anwar
Puisi Chairil Anwar di atas menggunakan kata-kata khas puisi, bukan kata-kata untuk prosa ataupun bahasa sehari-hari. Tentu saja tidak semua kata-katanya khas puisi, pasti ada kata-kata yang jelas seperti dalam prosa atau bahasa sehari-hari. Kalau semua kata-katanya khas puisi, puisinya menjadi gelap dan sulit dipahami.
Dari puisi "Doa" tersebut ada beberapa kata yang sulit ditafsirkan secara langsung, seperti termangu, menyebut nama-Mu, susah sungguh, Caya-Mu panas suci. Kerdip lilin, kelam sunyi. Kata-kata tersebut tidak bermakna lugas tetapi bermakna kias
Kata-kata yang dipilih penyair dipertimbangkan betul berbagai aspek dan efek pengucapannya. Tidak jarang kata-kata tertentu dicoret beberapa kali karena belum secara tepat mewakili gelora hati penyair (dalam hal ini dapat dilihat naskah asli puisi karya para penyair di Pusat Dokumentasi H.B. Yassin).

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata adalah sebagai berikut:
ΓΌ  Makna Kias
Sudah dijelaskan di depan bahwa makna kias dalam karya sastra banyak digunakan.Yang paling banyak menggunakan makna kias adalah puisi. Di samping puisi di depan, berikut ini dikutip dua bait puisi Ali Hasjmi, salah seorang penyair Angkatan Pujangga Baru berjudul "Menyesal".


Pagiku hilang sudah melayang
hari mudaku telah pergi
Kini petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
miskin ilmu, miskin harta.

Dalam puisi tersebut makna kias itu cepat dapat dipahami karena diberi jawaban pada baris berikutnya. Kata "pagi" diberi jawaban "muda". Kata "petang" diberi jawaban "batang usiaku sudah tinggi" (tua). Dalam puisi Chairil Anwar berikut makna kias lebih sulit ditafsirkan (dari judul "Aku").

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
... ...............................
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri (h).
Pembaca harus menafsirkan makna lugas dari binatang jalang dari kumpulannya terbuang. Ini dapat diartikan orang yang selalu bersikap memberontak dan berada di luar organisasi formal. Karena yang sakit bukan fisik, tetapi jiwanya, maka “luka dan bisa (akan) dibawa berlari. Terus berlari”.

d.      Sutardjiti Calzoum Bachri
Sutardji Calzoum Bachri memiliki ciri khusus dalam penggunaan kata-kata khas seperti: ngiau, huss, puss, tiarap harap, burung paling sayap, laut paling larut, tanah paling pijak, renyai, sangsai, ngilu, puri pura-puraku, anu, bajingan, tai, pukimak, duri sepi, dupa rupa, menyan luka, pot, pagut, dukangiau, duhai sangsai, waswas, o bolong, dan sebagainya. Kata-kata yang dipilih Sutardji tersebut kurang lazim digunakan dalam puisi Indonesia, dalam puisinya banyak kata-kata yang tidak bermakna diberi makna baru; dan juga digunakan untuk mengungkapkan ungkapan yang bersifat estetis.

Karya-karya Sutardji Calzoum Bachri
BATU
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri

        batu mawar
        batu langit
        batu duka
        batu rindu
        batu janun
        batu bisu
        kaukah itu
                        teka
                                teki
        yang
        tak menepati janji ?
    Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan
    hati takjatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan
    seribu beringin ingin tak teduh.  Dengan siapa aku mengeluh?
    Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampa mengapa gunung harus meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk
    diketatkan sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai
    sedang lambai tak sampai.  Kau tahu
        batu risau
        batu pukau
        batu Kau-ku
        batu sepi
        batu ngilu
        batu bisu
        kaukah itu
                                teka
                        teki
                        yang
        tak menepati
                        janji ?
        Memahami Puisi, 1995
        Mursal Esten

BAYANGKAN
untuk Salim Said
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri

direguknya
         wiski
            direguk
               direguknya
bayangkan kalau tak ada wiski di bumi
sungai tak mengalir dalam aortaku katanya
di luar wiski
           di halaman
                 anak-anak bermain
bayangkan kalau tak ada anak-anak di bumi
aku kan lupa bagaimana menangis katanya
direguk
   direguk
       direguknya wiski
            sambil mereguk tangis
lalu diambilnya pistol dari laci
bayangkan kalau aku tak mati mati katanya
dan ditembaknya kepala sendiri
bayangkan


5.      Aliran-Aliran yang terdapat Puisi Saya
Pada umumnya  hampir terdapat semua aliran dalam karya saya, akan tetapi, Aliran yang paling dominan terkandung dalam puisi saya adalah aliran romantisme, dengan aliran realisme karena pemilihan kata dalam setiap larik puisi mengekspresikan tentang perasaan cinta, Seperti pengertiannya Aliran Romantisme adalah aliran dalam karya sastra yang mengutamakan perasaan. Romantisme ini timbul sebagai reaksi terhadap rasionalisme yang menganggap segala rahasia alam bisa diselidiki dan diterangkan oleh akal manusia.Romantisme dianggap sebagai aliran yang lebih mementingkan penggunaan bahasa yang indah, mengawang ke alam mimpi. Pengalaman romantisme adalah pengalaman yang hanya terjadi dalam angan-angan, seperti lamunan muda-mudi dengan kekasihnya. Aliran romantisme ini menekankan kepada ungkapan perasaan sebagai dasar perwujudan. Hampir mirip dengan aliran romantisme, aliran realism menggambarkan kehidupan dan kejujuran yang sempurna dan objektif.

RINDU

Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu

Malam yang larut...
Cahaya rembulan tak dapat meredam kerinduanku
Dua musim, bayangmu tak pernah ku temui..
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening
Suara ditengarai ringkuk perih..
Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan senantiasa menjagamu...


Mataku kini terpejam dalam tidur malam..
Sedikit demi sedikit asaku mulai memudar..
Berharap dalam mimpi aku bertemu denganmu...
Di peraduan bayang maya,
yang tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena kau adalah harapanku...


SATYA PANDI PRASITHA

Pagi yang kelabu....
Air mata terperah...
Kau pergi atas tuntutan pekerjaanmu...
Meninggalkan tanah kelahiranmu...
Seuntai peluru nan khas berbaris di bahumu
Menenteng senjata ke medan perang
Kau tak tau jika sewaktu-waktu kau akan ditembusi oleh peluru mu sendiri
Kau tak tau sedetik, atau semenit kemudian maut akan menjemputmu..
Dahulu,, kau seorang bocah laki-laki, kini...
Kau menjadi prajurit, senantiasa setia terhadap pimpinan...
Sebagai pengawal bangsa dan Negara...
Kau tak akan pernah tergoyahkan...
Namamu kan selalu ku kenang....

NYANYIAN KESUNYIAN

Dari cerah langit
Air mataku jatuh terperas,
Dari halilintar yang menggemuruhkan rindu...
Dari halilintar yang menyematkan badai..
Membuatku biru..
Lalu...
Hujan membasahi catatan penantianku di lembaran sore
Selembar daun dipetik angin,
Melayang berhembus bergantian..
Tak berhenti mendendangkan ritme kesunyian..

......Teruntuk dirimu...... seseorang......
Kasih sayang ku legendakan.....

SEJENGKAL ISYARAT

Engkau boleh tertawa......
Tertawakanlah aku!
Engkau boleh menghina.....
Hinalah aku!

Ya.. Memang itulah kamu!!
Aku tau kamu mendengar
Aku tau kamju melihat
Aku pun tau kamu.... sangat tau

Tapi... sayang sekali kamu tak mengerti!
Tuhan memberiku kelegaan..
Aku sangat puas!!
Terima kasih... Terima kasih...
Aku lebih bisa menertawakan kamu lebih keras lagi...!

ha ha ha ha ha....

LUKA

Perlahanku pijakkan kaki ku ditanah
Memandang sekitar pelupuk mata
Tak terhingga warna yang terlukis menjadi satu
Indah, namun mematikan

Berkali-kali jazad ini membenarkanmu
Semua perlakuan menjadi torehan luka
Semerbak bau nanah dari lukaku yang telah membusuk
Aku selalu tenggelam dalam duka

Duka dalam cinta yang tak terbalaskan
Kasih sayang yang deperlakukan seperti sampah
Suraaaaammmmm..... dalam malam yang enggan menjadi pagi
Air mata hanya sebagian dari kisah
Kisah tentang dirimu yg tak pernah menggapku ada
Namun ku anggap itu adalah caramu tuk mencintaiku

TERDALAM

Aku tidak marah karna kita putus,
aku hanya sedih karna aku tidak bisa
untuk melepaskanmu...

Aku tidak marah padamu karna tidak
mencintaiku,
tapi aku hanya marah pada diriku yang
masih mencintaimu...

Aku tidak marah karna kehilanganmu.
...

Aku hanya sedih, karna aku pernah
memilikimu..

Aku tidak marah karna aku tidak bisa
memilikimu.

Aku hanya sedih,karna aku tak tahu
apa yang sedang aku rindukan...

Aku tidak marah karna kamu telah
melupakanku,
Tapi aku sedih karna aku tak mampu
menghapusmu..

Aku tak marah karna kamu tidak akan
kembali padaku,

Aku hanya sedih karna aku masih
berharap kamu kembali...

Aku tidak marah karna aku
membencimu dan tidak
menginginkanmu,
Tapi aku sedih karna aku masih
mencintaimu dan menyayangimu.. 

SEJATIKU

Sepagi ini aku memandangmu
Ku lihat senyummu yang tampan
Kurasakan Auramu yang Syahdu
Terpatri dalam relung cintaku

Tatkala hatiku berkecambuk
Menahan rindu yang membujuk
Tlah lama ku tak menjenguk
Kau didalam rumahmu yang gubuk

Hanya bingkai yang mampu menggambarkan
Cintaku yang tak pernah tergantikan
Hanya pintamu yang selalu ku ngiangkan
Mengingatmu meski kau tak lagi bisa ku dapatkan

Cintamu gugur
Bersama jasadmu yang terkubur
Akan slalu ku kenang namamu
Namun aku tak berjanji kau yang terakhir tinggal dihatiku

INDONESIA

Negeri yang elok akan keindahan alamnya
Subur, Hijau seperti Zambrud
Pegunungan dan bukit-bukit menghiasi bagai Ruby
Ribuan pulau, dengan sensasi eksotis
Ribuan suku dengan keramahannya
Indonesiaku....
Tak henti-hentinya kau gerogoti oleh tikus-tikus kotor
Perihatin akan masyarakatnya yang msih hidup dibawah garis kemiskinan...
Bencana yang memporak-porandakan bangunan
Meluluh-lantahkan harapan anak bangsa....
Oh... Indonesiaku...
Marilah kita bersatu...
Memulai hidup yang lebih baik
dengan harapan yang baru...
Bangkitlah wahai Indonesiaku....
Kembalikan semangat 45'

IBU

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarahi
Katanya untuk membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu...

Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu…..

Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat Dan Bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun…..
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu….

Ibu….

Aku sayang padamu…..
Tuhanku….
Aku bermohon padaMu
Sejahterakanlah dia
Selamanya…..

ASTAGFIRULLAH

ketika fajar mulai terbit,
ku ucap syukur kepada Tuhan yang senantiasa memberi ku  berkah di pagi buta
bersimpuh diatas sajadah di lima waktu yang berbeda
aku selalu memohon ampunan dari-Nya
dosa yang pernah ku perbuat dimasa lalu,
seolah bagai momok mengerikkan digambaran neraka
yang tak habis-habisnya dibahasakan orang
berulang kali bibir ini mengucap
Astagfirullah...
Astagfirullah...
Astagfirullah...
hanya kepada-Nya kami memohon
bersujud dan berdoa...
hingga akhirnya mata ini terpejam...
izinkan kami mengucap
Asyhaduallah Ilaha'Illallah Waashaduanna Muhammaddarrasulullah
Laaa'ilahaillallah....